HOW TO ASSESS HIGHER ORDER THINKING SKILL IN YOUR CHEMISTRY CLASS


Semua siswa dapat berpikir, tapi kebanyakan dari mereka membutuhkan dorongan dan bimbingan untuk proses berpikir tingkat tinggi. Keterampilan berpikir tingkat tinggi ini dapat diajarkan dan dipelajari. Semua siswa memiliki hak untuk belajar dan mengaplikasikan kemampuan berpikir, seperti pengetahuan lainnya. Keterampilan berpikir tingkat tinggi ditentukan dari keluasan penggunaan pikiran untuk tantangan yang baru. Higher Order Thinking Skills (HOTS) atau keterampilan berpikir tingkat tinggi menurut King, Goodson, dan Rohani (2004: 1-2) meliputi berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan kreatif. Semuanya diaktifkan ketika individu mendapatkan masalah yang tidak familiar, tidak tentu dan penuh pertanyaan. Sedangkan kategori berpikir tingkat tinggi menurut Brookhart (2010: 14-15) meliputi beberapa aspek, yaitu: 1) Analisis, evaluasi, kreasi, 2) Penalaran yang logis atau logika beralasan (logical reasoning), 3)
Keputusan dan berpikir kritis, 4) Pemecahan masalah, 5) Kreatifitas dan berpikir kreatif.

Dimensi proses kognitif HOTS
a.       Menganalisis dalam kimia
Menggunakan keterampilan yang telah dipelajarinya terhadap suatu informasi yang belum diketahuinya dalam mengelompokkan informasi, menentukan keterhubungan antara satu kelompok/informasi atau menguraikan suatu materi menjadi komponen-komponen yang lebih jelas. Misalnya siswa diharapkan dapat menentukan karakteristik asam basa dalam suatu praktikum. Siswa dapat menentukan karakteristik sifat dari senyawa apa saja yang diperlakukan sebagai bahan praktikum berdasarkan hasil percobaan yang didapat dan menghubungkannya dengan pengetahuan yang telah diperoleh pada pembelajaran sebelumnya.
b.      Mengevaluasi dalam kimia
         Kemampuan menilai suatu benda atau informasi berdasarkan suatu kriteria (menilai suatu ide, kreasi, cara, atau metode). Misalnya siswa dapat menilai bahwa air jeruk adalah salah satu contoh asam. Hal ini dapat diketahui dari sifat air jeruk yang dapat mengubah warna kertas lakmus biru menjadi merah dan mengubah warna kertas lakmus merah menjadi biru dari hasil percobaab yang telah dilakukan.
c.       Mencipta atau menyusun konsep dalam kimia
Membuat sesuatu yang baru dari apa yang sudah ada sehingga hasil tersebut merupakan satu kesatuan utuh dan berbeda dari komponen yang digunakan untuk membentuknya. Misalnya dalam percobaan asam basa yang menggunakan berbagai indikator yang dikatakan ketersediaan terbatas. Nah siswa dapat membuat indikator alami dari ekstrak tumbuh-tumbuhan sebagai pengganti indikator sintesis yang ketersediaannya terbatas.

Keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam kimia
Berfikir Kritis dalam kimia adalah berfikir yang memeriksa, menghubungkan, dan mengevaluasi semua aspek situasi atau masalah.  Termasuk di dalamnya mengumpulkan, mengorganisir, mengingat, dan menganalisa informasi.  Berfikir kritis termasuk kemampuan membaca dengan pemahaman dan mengidentifikasi materi yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan.  Kemampuan menarik kesimpulan yang benar dari data yang diberikan dan mampu menentukan ketidak-konsistenan dan pertentangan dalam sekelompok data merupakan bagian dari keterampilan berfikir kritis. Misalnya siswa melakuakan percobaan mengenai materi asam basa, dengan bahan air jeruk dan air sabun. Dari percobaan siswa diharapkan dapat menentukan karakteristik asam basa dari kedua bahan yang digunakan berdasarkan hasil percobaan yang didapat dan menghubungkannya dengan pengetahuan yang telah diperoleh pada pembelajaran sebelumnya. Siswa dapat menilai bahwa air jeruk adalah salah satu contoh asam dan air sabun adalah contoh dari basa. Hal ini dapat diketahui dari sifat air jeruk yang dapat mengubah warna kertas lakmus biru menjadi merah dan mengubah warna kertas lakmus merah menjadi biru dari hasil percobaab yang telah dilakukan.
Berfikir Kreatif dalam kimia sifatnya orisinil dan reflektif.  Hasil dari keterampilan berfikir ini adalah sesuatu yang kompleks.  Kegiatan yang dilakukan di antaranya menyatukan ide, menciptakan ide baru, dan menentukan efektifitasnya.  Berfikir kreatif meliputi juga kemampuan menarik kesimpulan yang biasanya menghasilkan akhir yang baru. Misalnya, dalam praktikum menentukan suatu senyawa asam ataupun senyawa basa, siswa dapat membuat indikator alami dari ekstrak tumbuh-tumbuhan sebagai pengganti indikator sintesis yang ketersediaannya terbatas.

Skala penilaian HOTS dibagi kedalam 5 kategori dengan skala seperti pada Tabel dibawah ini.
Tabel Skala Penilaian Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
                      
Penulisan soal berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skill atau HOTS)
Dalam menulis soal, penulis soal umumnya memiliki kecenderungan untuk menulis soal-soal yang menuntut perilaku ingatan karena mudah dalam penulisan soalnya dan materi yang hendak ditanyakan juga mudah diperoleh secara langsung dari buku pelajaran. Soal-soal yang mengukur ingatan kurang memberi dorongan kepada peserta didik untuk belajar lebih giat dalam mempersiapkan dirinya menjadi anggota masyarakat yang kreatif di masa depan. Oleh karena itu, peserta didik perlu diberi soal-soal yang menuntut proses berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skill atau HOTS).
Dalam menyusun soal yang mengukur proses berpikir tingkat tinggi disajikan berbagai informasi, biasanya dalam stimulus. Stimulus dapat berupa teks, gambar, grafik, tabel, dan lain sebagainya yang berisi informasi-informasi dari kehidupan nyata. Stimulus yang digunakan hendaknya menarik, artinya mendorong peserta didik untuk membaca. Berdasarkan informasi-informasi tersebut, peserta didik diminta untuk:
● mentransfer informasi tersebut dari satu konteks ke konteks lainnya
● memproses dan menerapkan informasi
● melihat keterkaitan antara informasi yang berbeda-beda
● menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah
● secara kritis mengkaji/menelaah ide atau gagasan dan informasi
Pada proses berpikir tingkat tinggi peserta didik menunjukkan pemahaman akan informasi dan bernalar, bukan sekedar mengingat kembali atau recall. Pokok soal perlu memberi informasi yang dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan tersebut dan peserta didik menunjukkan pemahaman terhadap ide dan informasi dan/atau memanipulasi atau menggunakan informasi tersebut. Pertanyaan yang sifatnya higher order thinking tidak selalu harus lebih sulit, misalnya menentukan arti dari kata yang sangat jarang digunakan belum termasuk HOT. Soal sulit bukan berarti higher order thinking, kecuali melibatkan nalar untuk mencari arti kata dari suatu konteks atau stimulus. Pada prinsipnya higher order thinking adalah cara berpikir logis atau proses penalaran. Dalam penilaian yang difokuskan pada higher order thinking meliputi:
● pertanyaan dan jawaban;
● eksplorasi dan analisis;
● bernalar ketika memperoleh informasi, bukan mengingatnya kembali;
● memecahkan, menilai, mengkritik dan menerjemahkan;
● proses kognitif yang diukur, antara lain analisis, sintesis, dan evaluasi;
● pada standar level kemampuan terdapat pada level 3 (reasoning).
Untuk menulis soal penalaran, penulis soal dituntut untuk dapat menentukan perilaku yang hendak diukur dan uraian materi yang akan dirumuskan menjadi stimulus dalam konteks tertentu sesuai dengan perilaku yang diharapkan. Stimulus ini akan dijadikan dasar dalam membuat pertanyaan. Uraian materi yang akan ditanyakan (yang sesuai untuk soal penalaran) tidak selalu tersedia di dalam buku pelajaran. Oleh karena itu, dalam penulisan soal penalaran, dibutuhkan penguasaan materi dan kreativitas dalam penulisan soal. Karena soal ditulis mengacu pada indikator yang terdapat dalam kisi-kisi, rumusan indikator juga harus mengarah ke soal yang menuntut penalaran.
Teknik Penulisan Butir HOTS dalam kimia
Ø  Perhatikan cakupan materi kimia yang diharuskan untuk tiap jenjang SMP atau SMA (kurikulum kimia).
Ø  Perhatikan beberapa kompetensi yang terkait dengan HOTS dan diturunkan menjadi indicator dan tujuan sesuai dengan karakteristik HOTS kimia.
Ø  Menggunakan hukum dasar kimia pengetahuan atau kemampuan dasar nya untuk menyesaikan permasalahan yang ada kaitannya dengan kimia.
Ø  Dianjurkan untuk menyediakan berbagai macam data kimia (kualitatif, tabel, grafik, hasil dari percobaan yang dilakukan, laporan, bahan bacaan, hasil observasi, dll) sebagai stimulus untuk menjawab soal-soal HOTS.
Ø  Berbagai macam data kimia yang disediakan seharusnya memberikan informasi kepada siswa merujuk kepada hokum dasar kimia sehingga dapat diolah lebih lanjut.
Ø  Menulis contoh soal HOTS tentang kimia

Contoh soal HOTS kimia.
 
Cuko dalam bahasa daerah Jambi adalah larutan asam cuka yang sering digunakan sebagai salah satu bahan pembuatan makanan tradisionil pempek.  Larutan asam cuka yang diperdagangkan harus memenuhi standar SNI yaitu mengandung asam asetat berkadar 20% (b/b).  Seorang laboran kimia hendak membuat larutan cuka sebanyak 150 ml.  Diketahui massa jenis larutan asam cuka  (ρ cuka= 1,2 g/cm3).  Hitunglah:
a.  Molaritas larutan asam cuka
b.  molalitas  (pembulatan 2 angka penting).
c.  fraksi mol larutan asam cuka. (3 angka penting).
d.  Kenaikan titik didih larutan asam cuka (Kd air = 0,52oC/m). Nyatakan dalam 2 angka penting.     Pada soal ini, DIANGGAP bahwa larutan asam cuka adalah larutan nonelektrolit.

Pembahasan:
(a)
*20% cuka = 20 gram cuka / 100 gram larutan.
* ρ cuka= 1,2 g/cm3 = x g/150 ml
X = 180 gram larutan.
Jadi kandungan  cuka dalam 180 gram larutan adalah:
20 g cuka = 100 g larutan
X g cuka      180 g larutan
X = 36 gram cuka
M = 36 g/60 g/mol = 4 M
         0,150 liter
(b)
Molal = mol solute / kg solvent
= (36 g/60 g/mol)   
    0,16 kg solvent
= 3,75 molal
=3,8 m

(c) X larutan asam cuka
      = 0,6
         0,6 + 144/18
      = 0,6/8,6 = 0,07 (3 angka penting).

(d) ∆Td = m. Kd = 3,8 (0,52) = 2,0 oC

PERMASALAHAN:

pada kenyataannya sekarang, masih sulit untuk menerapkan pembelajaran yang memerlukan tingkat berpikir HOTS pada siswa dikarenakan kurang siapnya siswa dalam menerima model pembelajaran yang menuntut untuk dapat pada pemikiran level HOTS. Menurut Anda apa saja yang perlu dibenahi baik dari segi siswa khususnya, guru dan sistem pendidikan?

Komentar

  1. menurut saya yang perlu di benahi agar pembelajaran yang memerlukan tingkat berfikir HOTS dapat diterapkan adalah dari guru dan siswa harus memiliki kemampuan sbb:

    1. Kemampuan Problem Solving
    2. Berfikir Kritis (critical Thinking)
    3. Berfikir Kreatif (Creative Thinking)
    4. Kemampuan berargumenasi (Reasoning)


    BalasHapus
  2. apa saja yang perlu dibenahi baik dari segi siswa khususnya, guru dan sistem pendidikan dimana masih sulit untuk menerapkan pembelajaran yang memerlukan tingkat berpikir HOTS pada siswa dikarenakan kurang siapnya siswa dalam menerima model pembelajaran yang menuntut untuk dapat pada pemikiran level HOTS adalah bagaimana kemampuan problem solving siswa dan bagaimana guru dapat memicu kemampuan problem solving tersebut, berfikir kritis siswa dan bagaimana guru memunculkan berfikir kritis tersebut.berfikir kreatif dan bagaimana guru memunculkan berfikir kreatif tersebut, kemampuan berargumentasi siswa dan bagaimana guru memunculkannya.

    BalasHapus
  3. menurut saya yang perlu dibenahi dari segi siswa khususnya, guru dan sistem pendidikan yaitu :
    1. Kemampuan Problem Solving
    2. Berfikir Kritis (critical Thinking)
    3. Berfikir Kreatif (Creative Thinking)
    4. Kemampuan berargumenasi (Reasoning)
    keempat hal tersebut harus dibenahi dari segi siswanya, dan guru harus tau bagaimana cara memunculkan keempat hal tersebut. agar nantinya pembelajaran yang memerlukan tingkat berfikir HOTS dapat diterapkan.

    BalasHapus
  4. menurut saya yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kualitas pembelajaran dikelas oleh guru dengan cara :
    - Merancang pembelajaran siswa aktif dikelas
    - Memberikan permasalahan dan latihan soal-soal pelajaran yang dapat memancing berpikir tingkat tinggi
    - soal-soal yang dibuat hendaknya ada stimulus, yaitu sesuatu yang dekat dengan kehidupan siswa. sehingga siswa dapat berminat dalam mengerjakan soal atau memecahkan masalah.
    jadi intinya jawaban saya adalah perlunya usaha guru meningkatkan pembelajaran.

    http://idarianawaty.blogspot.co.id/2011/08/berpikir-tingkat-tinggi-higher-order.html

    BalasHapus
  5. Menurut saya, sangat bagus jika siswa mulai dibiasakan untuk memulai HOTS. Langkah awal ini bisa menjadi kebiasaan pada pembelajaran lain selanjutnya. Kita bisa mencoba dengan memberikan siswa masalah yang sedikit familiar dengan lingkungan sekitar (misalnya besi yang berkarat dalam materi korosi) dan jika telah terbiasa kita bisa memberikan masalah yang tidak familiar (misalnya penyepuhan pada perak untuk materi elektrokimia).
    Seperti pendapat rekan lainnya diatas, guru pun sebaiknya mulai merancang pembelajaran yang akan membiasakan siswa memiliki gaya HOTS.
    Selain itu kita juga harus memperhatikan aspek HOTS itu sendiri, meliputi :
    1) Analisis, evaluasi, kreasi,
    2) Penalaran yang logis atau logika beralasan (logical reasoning),
    3) Keputusan dan berpikir kritis,
    4) Pemecahan masalah,
    5) Kreatifitas dan berpikir kreatif.

    BalasHapus
  6. menurut saya yang perlu dibenahi dari segi siswa khususnya, guru dan sistem pendidikan yaitu :
    kemampuan berpikir kritis dan kemampuan dan berpikir kreatif. hal-hal tersebut harus dibenahi dan guru juga harus membiasakan siswanya untuk berpikir kritis dan kreatif agar nantinya siswa dapat memecahkan masalah dan dapat menerapkan pembelajaran HOTS

    BalasHapus
  7. Untuk siswa perlu dibiasakan utk berfikir tingkat tinggi dlm pembelajaran. Sebagai guru harus mampu membimbing siswa untuk mampu berfikir kritis dan cerdas berada pada level HOTS. Guru dalam menulis soal-soal HOTS pada dasarnya adalah hal yang baik, tetapi hal ini harus diawali dengan pembelajaran yang HOTS juga, karena akan terasa ganjil mana kala pembelajarannya biasa-biasanya saja, tetapi guru tiba-tiba memberikan soal-soal HOTS pada saat penilaian hasil belajar siswa. Dengan demikian, penilaian HOTS harus diawali atau didasari oleh pembelajaran yang HOTS.
    Kemampuan guru dalam menyusun skenario pembelajaran dan penilaian HOTS harus sama-sama ditingkatkan. Forum ilmiah seperti diklat, workshop, atau kegiatan di KKG/MGMP menjadi sarana yang sangat strategis untuk mewujudkannya. Pada kegiatan tersebut disamping para guru mendapatkan wawasan baru dari pakar, juga dapat berdiskusi, sekaligus praktek menerapkan pembelajaran dan penilaian HOTS. Stimulus yang diberikan pada soal HOTS harus relevan dengan soal HOTS sehingga siswa mampu memberikan jawaban yang tepat. Untuk pemegang jabatan dlm sistem pendidikan sebaiknya memberikan solusi serta alternatif utk satuan pendidikan dan guru meningkatkan kompetensi HOTS.

    BalasHapus
  8. Untuk siswa perlu dibiasakan utk berfikir tingkat tinggi dlm pembelajaran. Sebagai guru harus mampu membimbing siswa untuk mampu berfikir kritis dan cerdas berada pada level HOTS. Guru dalam menulis soal-soal HOTS pada dasarnya adalah hal yang baik, tetapi hal ini harus diawali dengan pembelajaran yang HOTS juga, karena akan terasa ganjil mana kala pembelajarannya biasa-biasanya saja, tetapi guru tiba-tiba memberikan soal-soal HOTS pada saat penilaian hasil belajar siswa. Dengan demikian, penilaian HOTS harus diawali atau didasari oleh pembelajaran yang HOTS.
    Kemampuan guru dalam menyusun skenario pembelajaran dan penilaian HOTS harus sama-sama ditingkatkan. Forum ilmiah seperti diklat, workshop, atau kegiatan di KKG/MGMP menjadi sarana yang sangat strategis untuk mewujudkannya. Pada kegiatan tersebut disamping para guru mendapatkan wawasan baru dari pakar, juga dapat berdiskusi, sekaligus praktek menerapkan pembelajaran dan penilaian HOTS. Stimulus yang diberikan pada soal HOTS harus relevan dengan soal HOTS sehingga siswa mampu memberikan jawaban yang tepat. Untuk pemegang jabatan dlm sistem pendidikan sebaiknya memberikan solusi serta alternatif utk satuan pendidikan dan guru meningkatkan kompetensi HOTS. Sistem pendidikan harus terus diperbaiki sesuai perkembangannya zaman agar siswa memiliki kemampuan berfikir tingkat tinggi (HOTS)

    BalasHapus
  9. Menurut saya yang perlu dibenahi adalah guru harus terbiasa membelajarkan pembelajaran berbasis HOTS. peserta didik harus dilatih dengan pembelajaran HOTS dan dengan soal-soal berbasis HOTS juga. Sebagai guru harus mampu membimbing siswa untuk mampu berfikir kritis dan cerdas berada pada level HOTS. Dengan begitu siswa dapat berpikir sampai kepada kemampuan berpikir HOTS.

    BalasHapus
  10. menurut saya yang perlu diperbaiki seorang pengajar adalah metode mengarnya, dan kemudian membiasakan mengajarkan materi pembelajaran yang berkaitan langsung dengan lingkungan sekitar atau dalam kehidupan sehari-hari. maka kemudian siswa dilatih mengerjarkan soal HOTS yang permasalahan soalnya yang berkaitan langsung dengan pemasalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. dan juga yang paling penting dalam dalam pembelajaran guru harus membiasakan siswa dengan: Kemampuan Problem Solving ,Berfikir Kritis (critical Thinking), Berfikir Kreatif (Creative Thinking), Kemampuan berargumenasi (Reasoning).

    BalasHapus
  11. Menurut saya Untuk siswa perlu dibiasakan utk berfikir tingkat tinggi dlm pembelajaran. Sebagai guru harus mampu membimbing siswa untuk mampu berfikir kritis dan cerdas berada pada level HOTS. Guru dalam menulis soal-soal HOTS pada dasarnya adalah hal yang baik, tetapi hal ini harus diawali dengan pembelajaran yang HOTS juga, karena akan terasa ganjil mana kala pembelajarannya biasa-biasanya saja, tetapi guru tiba-tiba memberikan soal-soal HOTS pada saat penilaian hasil belajar siswa. Dengan demikian, penilaian HOTS harus diawali atau didasari oleh pembelajaran yang HOTS dan juga yang paling penting dalam dalam pembelajaran guru harus membiasakan siswa dengan: Kemampuan Problem Solving ,Berfikir Kritis (critical Thinking), Berfikir Kreatif (Creative Thinking), Kemampuan berargumenasi (Reasoning).

    BalasHapus

Posting Komentar