DESIGNING AUTHENTIC ASSESMENT IN CHEMISTRY EDUCATION
Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara
komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran
(output) pembelajaran, yang meliputi domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Penilaian autentik menilai kesiapan peserta didik, serta proses dan hasil
belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen (input – proses –
output) tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta
didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect)
dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.
Kimia
merupakan salah satu mata pelajaran yang ada pada struktur kurikulum 2013, oleh
sebab itu penilaian hasil belajar Kimia harus dikembangkan sesuai dengan konsep
penilaian Kurikulum 2013, yaitu penilaian autentik yang mencakup domain sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang harus dicapai peserta didik secara terpadu.
Penilaian
autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah (scientific
approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Penilaian
autentik mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik
dalam rangka mengamati/mengobservasi, menanya, mencoba, menalar, membangun
jejaring atau mengomunikasikan. Penilaian autentik cenderung fokus pada
tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk
menunjukkan kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
Penilaian
autentik disebut juga penilaian responsif, suatu metode untuk menilai proses
dan hasil belajar peserta didik yang memiliki ciri-ciri khusus, mulai dari
mereka yang mengalami kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat khusus,
hingga yang jenius. Penilaian autentik dapat diterapkan dalam berbagai bidang
ilmu seperti seni atau ilmu pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi utamanya
pada proses dan hasil pembelajaran.
Implementasi
penilaian autentik didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut;
1. Proses penilaian harus merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran, bukan bagian terpisah dari proses pembelajaran
(apart of,not apart from instruction),
2. Penilaian harus mencerminkan masalah
dunia nyata (real world problems), bukan masalah dunia sekolah (schoolwork-kind
of problems),
3. Penilaian harus menggunakan berbagai
ukuran, metoda dan criteria yang sesuai dengan karakteristik dan esensi
pengalaman belajar,
4. Penilaian harus bersifat holistic
yang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran (sikap, keterampilan, dan
pengetahuan).
Hasil
penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan program
perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain
itu, hasil penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki
proses pembelajaran yang memenuhi Standar Penilaian Pendidikan.
1. Penilaian Sikap
Dalam
Kurikulum 2013, kompetensi sikap meliputi sikap spiritual dan sikap sosial.
Penilaian kompetensi sikap dapat dilakukan melalui pengamatan (observasi),
jurnal, penilaian diri, atau penilaian antar teman.
Contoh
Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran Kimia yang berkaitan dengan Kompetensi
Inti sikap sipritual (KI-1) dan sikap social (KI-2);
Pengamatan dapat
menggunakan lembar pengamatan dalam bentuk daftar cek atau skala penilaian,
dilakukan pada saat aktivitas pembelajaran berlangsung. Pengamatan sikap dalam
Kimia misalnya kerjasamadan santun dapat dilakukan pada kegiatan kerja
kelompok. Sedangkan pengamatan sikap disiplin, jujur, mampu membedakan fakta
dan opini, serta teliti dapat dilakukan saat melakukan percobaan (eksperimen)
Kimia.
Jurnal adalah catatan pendidik yang sistematis
di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang
kekuatan dan kelemahan peserta didik berkaitan dengan sikap dan perilaku.
Jurnal yang dibuat oleh guru dapat berisi perilaku peserta didik baik yang
positif maupun negatif, dilengkapi dengan waktu terjadinya perilaku tersebut.
Jurnal dapat memuat penilaian terhadap peserta didik pada aspek tertentu secara
kronologis.
Contoh
jurnal yang dibuat oleh guru Kimia kelas X:
Penilaian
diri (self assessment) merupakan suatu teknik penilaian di mana
peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status,
proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata
pelajaran tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur
kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor.
Contoh penilaian sikap
tersebut misalnya, peserta didik diminta mengungkapkan perasaannya terhadap
pembelajaran Kimia berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
Penilaian ranah keterampilan misalnya, peserta didik diminta untuk menilai
kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya berkaitan dengan mata
pelajaran Kimia berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Penilaian
ranah pengetahuan misalnya, peserta didik diminta untuk menilai penguasaan
pengetahuan dan keterampilan berpikir sebagai hasil belajar dari mata pelajaran
Kimia berdasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
Teknik penilaian diri memiliki beberapa manfaat.
Pertama, menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik. Kedua, peserta didik
menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya. Ketiga, mendorong, membiasakan, dan
melatih peserta didik berperilaku jujur. Keempat, menumbuhkan semangat untuk
maju secara personal.
Penilaian antar teman adalah penilaian yang
dilakukan terhadap sikap seorang peserta didik oleh peserta didik lainnya dalam
suatu kelas atau rombongan belajar. Penilaian ini untuk melatih peserta didik
menjadi pembelajar yang baik. Instrumen yang digunakan sesuai dengan kompetensi
dan indikator yang akan diukur. Kriteria penilaian antartemanantara lain:
a.
Indikator dapat dilakukan melalui pengamatan oleh peserta didik;
b. Dirumuskan secara sederhana, namun
jelas dan tidak berpotensi munculnya penafsiran makna ganda/berbeda;
c.
Menggunakan bahasa lugas dan dapat dipahami peserta didik;
d.
Menggunakan format penilaian sederhana dan mudah digunakan oleh peserta didik.
Contoh
format penilaian antar peserta didik pada waktu diskusi kelompok mata pelajaran
Kimia
2. Penilaian
Pengetahuan
Kompetensi siswa pada
aspek pengetahuan dapat diukur melalui tes dan nontes. Bentuk tes yang
digunakan antara lain adalah tes tertulis (uraian, pilihan ganda, isian, benar
salah, dll), tes lisan, dan/atau tes praktik. Sedangkan, bentuk nontes dapat
dilakukan melalui tugas-tugas yang diberikan, baik tugas menjawab soal, atau
tugas membuat laporan tertulis.
Tes Tertulis
Penilaian tertulis atas
hasil pembelajaran kimia tetap lazim dilakukan. Tes tertulis dapat berupa
memilih atau mengisi jawaban. . Memilih jawaban dapat berbentuk pilihan ganda,
pilihan benar-salah, ya-tidak, menjodohkan, dan sebab-akibat. Mengisi jawaban
terdiri atas isian/ melengkapi, jawaban singkat/ pendek, dan uraian. Butir soal
yang disusun harus memenuhi kaidah penulisan butir soal yang meliputi
substansi/materi, konstruksi, dan bahasa. Tes tertulis berbentuk uraian atau
esai menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan,
menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi
yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat
komprehentif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, keterampilan, dan
pengetahuan peserta didik. Pada tes tertulis berbentuk uraian, hendaknya guru
Kimia memberi kesempatan peserta didik untuk memberikan jawabannya sendiri yang
berbeda dengan teman-temannya, namun tetap terbuka memperoleh nilai yang sama.
Tes tertulis berbentuk uraian pada mata pelajaran Kimia biasanya menuntut dua
jenis pola jawaban, yaitu jawaban terbuka (extended-response) atau jawaban
terbatas (restricted-response). Hal ini sangat tergantung pada bobot soal yang
diberikan oleh guru. Tes semacam ini memberi kesempatan pada pendidik untuk
dapat mengukur hasil belajar peserta didik pada tingkatan yang lebih tinggi
atau kompleks.
Tes Lisan
Tes lisan dalam
pembelajaran kimia adalah tes yang menuntut peserta didik memberikan jawaban
secara lisan. Meskipun jawabannya secara lisan bukan berarti bahwa pertanyaan
yang diajukan hanya menyangkut tingkat berpikir rendah (low order thinking),
tetapi dapat juga diajukan pertanyaan yang menuntut penalaran dan berpikir
kritis. Oleh karena itu dalam melaksanakan tes lisan, guru Kimia perlu
menyiapkan daftar pertanyaan yang disampaikan melalui tanya jawab secara
langsung dengan peserta didik. Kriteria tes lisan dalam pembelajaran kimia
adalah sebagai berikut:
a.
Tes lisan dapat digunakan jika sesuai dengan kompetensi pada taraf pengetahuan
yang hendak dinilai;
b. Pertanyaan tidak
boleh keluar dari bahan ajar yang ada;
c.
Pertanyaan diharapkan dapat mendorong peserta didik dalam mengkontruksi
jawabannya sendiri;
d. Disusun dari
pertanyaan yang sederhana ke pertanyaan yang komplek.
Contoh pertanyaan pada
tes lisan:
a. Bagaimana cara
memberi nama senyawa hidrokarbon?
b. Senyawa apa yang
terbentuk pada reaksi pembakaran hidro karbon.
Penugasan
Instrumen penugasan
dapat berupa pekerjaan rumah dan/atau proyek yang harus dikerjakan oleh peserta
didik, baik secara individu atau kelompok, sesuai dengan karakteristik tugas.
Contoh tugas Kimia:”Membuat bahan presentasi mengenai bahan bakar alternatif
selain minyak bumi dan gas alam”.
3. Penilaian
Keterampilan
Ada dua ranah
keterampilan yang dapat dikembangkan sesuai dengan kompetensi lulusan tingkat
SMA yang diharapkan, yaitu ranah abstrak dan ranah konkret. Pada ranah abstrak
cenderung pada keterampilan seperti menyaji, mengolah, menalar, dan mencipta
dengan dominan pada kemampuan mental (berpikir) tanpa bantuan alat. Sedangkan
untuk ranah konkret cenderung pada kemampuan fisik seperti menggunakan alat,
mencoba, membuat, memodifikasi, dan mencipta dengan bantuan alat.
Penilaian aspek
keterampilan dapat dilakukan melalui tes praktik, proyek, atau portofolio.
Tes Praktik
Tes praktik dilakukan
dengan mengamati kegiatan peserta didik pada waktu melakukan praktik Kimia.
Dalam tes praktik perlu dibuat rubrik penilaian, yaitu daftar kriteria yang
menunjukkan kinerja dan aspek-aspek atau konsep-konsep yang akan dinilai, dan
gradasi mutu. Penilaian digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang
menuntut peserta didik melakukan praktik di laboratorium, misalnya praktik
mengenai “Daya hantar listrik pada berbagai larutan”.
Contoh rubrik
penilaiannya sebagai berikut:
Penilaian
Proyek
Penilaian proyek
(project based assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang
harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu.
Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta
didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan,
analisis, dan penyajian data. Dengan demikian, penilaian proyek dapat mengukur
pemahaman, mengaplikasikan, penyelidikan, dan lain-lain.
Selama mengerjakan
sebuah proyek pembelajaran, peserta didik memperoleh kesempatan untuk mengaplikasikan
sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Karena itu, pada setiap penilaian
proyek, setidaknya ada tiga hal yang memerlukan perhatian khusus dari pendidik.
a.
Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan data,
mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi yang diperoleh, dan
menulis laporan.
b.
Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik.
c. Keaslian sebuah
proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik.
Penilaian proyek
berfokus pada perencanaan, pengerjaan dan hasil proyek. Dalam kaitan ini
kegiatan yang harus dilakukan oleh pendidik meliputi penyusunan rancangan dan
instrumen penilaian, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan..
Produk akhir dari
sebuah proyek sangat mungkin memerlukan penilaian khusus. Penilaian produk dari
sebuah proyek dimaksudkan untuk menilai kualitas dan bentuk hasil akhir secara
holistik dan analitik. Penilaian secara analitik merujuk pada semua kriteria
yang harus dipenuhi untuk menghasilkan produk tertentu. Penilaian secara
holistik merujuk pada apresiasi atau kesan secara keseluruhan atas produk yang
dihasilkan.Contoh tugas proyek Kimia: “Membuat bahan bakar alternative selain
minyak bumi dan gas alam dari bahan-bahan yang terdapat di lingkungan sekitar
peserta didik”.
Penilaian
Portofolio
Penilaian portofolio
merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang
menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu.
Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran
yang dianggap terbaik, atau informasi lain yang relevan dengan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang dituntut oleh topik mata pelajaran Kimia.
Fokus penilaian portofolio adalah kumpulan karya peserta didik secara individu
atau kelompok pada satu periode pembelajaran tertentu. Penilaian terutama
dilakukan oleh pendidik, meski dapat juga oleh peserta didik sendiri.
Melalui penilaian
portofolio guru Kimia akan mengetahui perkembangan atau kemajuan belajar
peserta didik. Misalnya, hasil karya peserta didik dalam menyusun atau membuat
laporan praktikum Kimia selama satu semester.. Atas dasar penilaian itu,
pendidik dan/atau peserta didik dapat melakukan perbaikan sesuai dengan
tuntutan pembelajaran Kimia.
Penilaian portofolio
dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti berikut ini. a. Pendidik
menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio. b. Pendidik atau guru
bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat. c. Peserta
didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah bimbingan pendidik
menyusun portofolio pembelajaran. d. Pendidik menghimpun dan menyimpan
portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal
pengumpulannya. e. Pendidik menilai portofolio peserta didik dengan kriteria
tertentu. f. Jika memungkinkan, pendidik bersama peserta didik membahas bersama
dokumen portofolio yang dihasilkan. g. Pendidik memberi umpan balik kepada
peserta didik atas hasil penilaian portofolio.
Contoh penilaian
portofolio:
1. Ruang lingkup:
a.
Karya portofolio yang dikumpulkan adalah seluruh hasil laporan praktikum Kimia
kelas X semester 2.
b.
Setiap laporan hasil praktikum dikumpulkan selambat-lambatnya satu minggu
setelah peserta didik melaksanakan praktikum.
c.
Penilaian karya portofolio terpilih dilaksanakan satu minggu sebelum Ulangan
Akhir Semester 2.
2. Uraian tugas
portofolio
a. Buatlah laporan
praktikum Kimia untuk seluruh kegiatan praktikum selama semester 2.
b. Penilaian laporan
praktikum meliputi: persiapan, pelaksanaan, dan hasil praktik.
c. Pilihlah (peserta
didik bersama guru) tiga karya portofolio terbaik untuk dinilai.
PERTANYAAN:
Dari PENGALAMAN kita mengetahui bahwa pada setiap saat selama pembelajaran berlangsung guru harus fokus untuk membelajarkan siswanya dengan baik tanpa gangguan apa pun. Jika guru melaksanakan penilaian autentik yang dilaksanakan menggunakan format khusus pada saat pembelajaran berlangsung, penilaian itu kemungkinan akan menurunkan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan guru, karena waktu dan perhatian guru untuk meningkatkan kompetensi siswa terganggu oleh penilaian autentik.
Bagaimana menurut pendapat teman-teman, apakah penilaian autentik harus dilaksanakan dengan menggunakan format khusus dan dilaksanakan sambil membelajarkan siswa yang hanya akan mengganggu konsentrasi guru dalam meningkatkan kompetensi siswa?
PERTANYAAN:
Dari PENGALAMAN kita mengetahui bahwa pada setiap saat selama pembelajaran berlangsung guru harus fokus untuk membelajarkan siswanya dengan baik tanpa gangguan apa pun. Jika guru melaksanakan penilaian autentik yang dilaksanakan menggunakan format khusus pada saat pembelajaran berlangsung, penilaian itu kemungkinan akan menurunkan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan guru, karena waktu dan perhatian guru untuk meningkatkan kompetensi siswa terganggu oleh penilaian autentik.
Bagaimana menurut pendapat teman-teman, apakah penilaian autentik harus dilaksanakan dengan menggunakan format khusus dan dilaksanakan sambil membelajarkan siswa yang hanya akan mengganggu konsentrasi guru dalam meningkatkan kompetensi siswa?
menurut saya, format khusus dalam penilaian otentik justru membantu guru dalam menilai. Dengan adanya format,maka penilaian akan terstruktur dan tidak asal-asalan. Masalah penilaian yang dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung,itu dapat di atasi apabila guru paham apa yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran. Apabila guru telah paham akan materi,paham tentang bagaimana penilaiannya,maka penilaian otentik yang di maksud dengan format khusus pun dapat terlaksana selama proses pembelajaran berlangsung.
BalasHapuspenilaian autentik dapat dilaksanakan dengan menggunakan format khusus, karena format tersebut dijadikan sebagai pedoman dalam penilaian, dan penilaian juga akan lebih terarah, terkait penilaian yang dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung sebenarnya tidak akan menggaggu kosentrasi guru jika guru sudah paham tentang bagaimana cara menilainya.
BalasHapusSebagai seorang guru yang profesional dituntut untuk mampu melaksanakan penilaian otentik dalam pembelajaran. Format khusus diperlukan untuk data otentik secara rinci dan detil. Format khusus penilaian diharapkan memudahkan guru dan tidak mengganggu kegiatan mengajar di kelas.
BalasHapusSaya setuju dengan pendapat petri bahwasanya sebagai seorang guru yang profesional dituntut untuk mampu melaksanakan penilaian otentik dalam pembelajaran. karena penilaian otentik dapat dilakukan secara detail dan rinci yang paling tepat melalui pengamatan langsung selama proses pembelajaran, yang tentunya menggunakan format khusus
BalasHapusMenurut saya Sebagai seorang guru yang profesional dituntut untuk mampu melaksanakan penilaian otentik dalam pembelajaran. Format khusus diperlukan untuk data otentik secara rinci dan detil. Format khusus penilaian diharapkan memudahkan guru dan tidak mengganggu kegiatan mengajar di kelas.
BalasHapusmenurut saya, justru dengan adanya format khusus dalam penilaian otentik, akan lebih memudahkan guru dalam penilaian otentik secara keseluruhan. Masalah terkait penilaian yang dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung sebenarnya tidak akan menggaggu kosentrasi guru jika guru sudah paham tentang bagaimana cara menilainya.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus